Friday, June 5, 2015

MENJELAJAH KEDIAMAN TERAKHIR DEWI ANJANI

MENGGAPAI PUNCAK RINJANI

Sudah lama saya mengincar puncak RINJANI, apalagi setelah 2 teman yang biasanya mendaki bareng sudah ke sana terlebih dahulu. Akhirnya tiba juga momen yang pas, 29 Mei - 2 Juni 2015.

Rencana mendaki melalui SEMBALUN dan turun lewat SENARU. Berangkat dari Surabaya 28 Mei sore dan mulai mendaki 29 Mei siang setelah Jumatan. Sampai di PELAWANGAN SEMBALUN paling lambat 30 Mei Sore. 31 Mei pagi naik ke puncak dan siangnya turun dan menginap di SEGARA ANAK. 1 Juni mulai turun ke SENARU dan kalau ada sisa waktu mau menjelajah pulau Lombok.

Kebetulan 2 minggu sebelum berangkat, ada teman-teman pendaki dari JAKARTA yang membuka pendakian bersama secara share cost. Saya pikir oke juga bergabung karena rencana dan itinerarinya juga cukup matang. Total pendaki 17 orang termasuk saya, terdiri dari 10 pria, 2 wanita, dan 5 porter. Jadilah ini menjadi pendakian pertama saya bersama lebih dari 10 orang dan pendakian share cost saya yang pertama hehe.

Share cost awal 800.000/orang, tapi akhirnya jadi 900.000/orang karena akhirnya belanja logistik dan konsumsi selama pendakian disiapkan oleh porter untuk menghemat waktu dan tenaga.


LAPORAN PERJALANAN:

DAY 1, 29 MEI 2015

±09.00 WITA
Semua peserta pendakian berkumpul di meeting point Bandara Internasional Lombok, lalu berangkat naik 2 mobil carteran dari bandara ke Kec. SEMBALUN.

Sebelum masuk SEMBALUN sempat berhenti sebentar untuk foto-foto SEMBALUN dari atas.


±11.00 WITA
Sampai di POS Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) PINTU SEMBALUN. Absen pendakian dan bayar karcis masuk TNGR Rp. 5000 perorang perhari.

±12.00 WITA
Ke rumah porter yang tidak jauh dari POS TNGR. Jumatan dulu, ngecharge, makan, trus packing.

Ternyata porter punya rencana lain yang mendadak dengan alasan waktu berangkat sudah terlalu sore, yaitu pendakian melewati desa SAJANG dengan menyewa mobil pick-up Rp. 150.000 sekali jalan untuk mengantar sampai batas jalan yang bisa dilewati mobil. Oh ya, oleh warga SEMBALUN jalur desa SAJANG disebut JALUR SEMBALUN ATAS dan merupakan jalur pendakian tidak resmi.

Waktu lagi packing ada rombongan pendaki pramugari yang baru turun. Tanya-tanya ke mereka ternyata di atas tidak hujan sama sekali. Jadinya saya memutuskan tidak membawa jas hujan. Buat jaga-jaga, sebagai gantinya saya bawakan jas hujan punya salah satu pendaki perempuan yang tidak jadi dibawa dan mau dititipkan.

±13.45 WITA
Berangkat naik mobil pick-up dari rumah porter menuju pintu masuk pendakian di desa SAJANG.
Di desa SAJANG, 3 porter lainnya sudah menunggu. Di desa SAJANG absen dulu di basecamp/pos dan pintu masuk pendakian yang sekaligus SEKRETARIAT PEMUDA ADAT PEDULI ALAM RINJANI (PAPAR). Disambut mas INES yang meminta perwakilan kelompok pendaki untuk absen dan bayar biaya retribusi yang masuk kas desa setempat.
Sekedar info buat pendaki dari Surabaya atau Jawa Timur, mas INES ini asalnya dari SURABAYA yang sudah menjadi warga lokal dan beristri wanita SEMBALUN.

±15.18 WITA
Perjalanan naik pick-up lanjut ke atas melewati KAMPUNG BALI, Perkebunan Kopi, kemudian petigaan menuju air terjun MANGKU SAKTI dan jalur pendakian. Lurus menuju air terjun dan kiri menuju jalur pendakian.

±15.30 WITA
Pendakian sesungguhnya dimulai.
Baru beberapa menit jalan melalui sabana pertama ternyata mendung dan turun hujan. Untungnya pendaki perempuan yang ngga jadi bawa jas hujan, saya bawakan jadinya dia aman. Dalam kondisi hujan dan saya sendiri tidak memakai jas hujan, perjalanan dilanjut melewati sabana pertama, hutan, sabana, hutan, dan sabana lagi. Hujan sudah berhenti ketika masuk ke hutan terakhir.

±17.50 WITA
Melewati pertigaan yang menghubungkan jalur desa SAJANG dan jalur resmi dari POS TNGR.
Kurang lebih 50 meter setelah pertigaan ada jembatan besar. Kaget saja karena di atas gunung yang tidak terjangkau mobil ada jembatan besar layaknya jembatan di jalan raya.

±18.30 WITA
Sampai di POS 2 dengan jembatan di depannya.
Ada sumber air di kiri bawah jembatan. Tidak banyak tempat datar untuk mendirikan tenda disini. Letak POS 2 agak tersembunyi di sebelah kiri sekitar 30 meter dari jembatan. Kemungkinan dulunya jalur belok kiri melewati POS 2, namun berhubung jarang dilewati lagi jadinya jalur mungkin sudah tertutup. Saya tidak sempat memeriksa karena hari beranjak gelap.

±18.40 WITA
Sampai pos ekstra yang memiliki toilet dan dataran luas buat mendirikan tenda.

±19.31 WITA
Melewati jembatan dan sumber air.


±20.00 WITA
Sampai di pos ekstra.
Buka tenda di sungai/lembah di depan pos ekstra. Toilet ada tapi sumber air tidak ada. Untuk ke sumber air terdekat harus jalan turun lagi ke jembatan sebelum pos ekstra.


DAY 2, 30 MEI 2015

±08.50 WITA
Setelah sarapan dan packing, perjalanan dilanjut melewati POS 3.
Tantangan sesungguhnya segera dimulai, melewati 7 BUKIT PENYESALAN.

±10.00 WITA
Melewati pos ekstra di salah satu punggung bukit.

±12.10 WITA
Sampai di PELAWANGAN SEMBALUN, ditandai dengan POS 4 dan papan informasi.
PELAWANGAN SEMBALUN berupa punggungan bukit yang memanjang dengan banyak dataran landai untuk mendirikan tenda. Setelah POS 4 ada pertigaan, turun ke kiri menuju SEGARA ANAK dan lurus menuju ke POS 5 dan PUNCAK.

±12.40 WITA
Sampai di POS 5. Beruntung banget dipilihin lokasi tenda oleh bapak-bapak porter dengan spot yang oke buat foto-foto.

±23.00 WITA.
Bangun tidur dan siap-siap buat naik ke puncak. Isi tenaga dulu dengan roti selai 3 lapis dan teh hangat manis.

±12.00 WITA.
Perjalanan ke puncak dimulai. Jalur awal menuju puncak melewati lereng cukup curam dengan kemiringan antara 45°-80° dengan kondisi jalan berkerikil dan berpasir tipis yang mudah longsor.

Selanjutnya melewati punggung bibir kawah dengan dengan kemiringan bervariasi antara 20°-45°. Jalan cukup landai tapi karena kondisi jalan berpasir campur batu-batuan, langkah kaki jadi terasa berat. Saya sendiri kadang-kadang jalan melewati tepi kiri jalur yang tanahnya keras supaya tidak merosot. Namun harus ekstra hati-hati karena bisa jatuh ke lereng sebelah kiri jalur.

Sepanjang perjalanan ke puncak ada beberapa tempat datar nan landai yang bisa dipakai mendirikan tenda, asalkan tendanya dipasang kokoh dan tahan angin saja, kalau ngga mau terhempas ke lereng atau kawah hehee...

Menjelang puncak, jalan mencapai kemiringan 45° dengan kondisi berpasir tebal yang mudah longsor.


DAY 3, 31 MEI 2015

+04.00 WITA
Sampai di leher puncak yang ditandai dengan dinding tebing memanjang hingga menjelang puncak di sebelah kiri jalan.

Puncak sudah beberapa meter di depan mata . Namun karena kondisi udara sangat dingin dan kondisi angin kencang dari arah lereng sebelah kiri menuju puncak dan kawah disebelah kanan membuat saya sempat keder. Untungnya ada dinding tebing panjang di kiri jalan sebelum puncak yang bisa dipakai berlindung sementara dari angin hingga matahari terbit. Saya duduk di lubang di bawah dinding tebing sambil menunggu waktu yang tepat untuk beranjak ke puncak.

+05.15 WITA
Menunggu matahari terbit di puncak. Puncak RINJANI berasa milik saya seorang HAHAHAHA... Sampai beberapa pendaki mulai naik ke puncak.
Saya langsung menyiapkan kamera, kebetulan saat itu juga ada seorang bule dari DUTCH alias BELANDA yang kerja di SURABAYA dan cukup fasih ngomong Indonesia, diajak ngomong Inggris malah ngga nyambung hehee...

Setelah menunggu sampai jam 6 lebih, akhirnya sunrise yang ditunggu-tunggu muncul juga...

+08.00 WITA
Meninggalkan puncak.


DAY 3, 1 JUNI 2015.

+06.45 WITA
Turun ke SEGARA ANAK dan mandi di sumber air panas AIK KALAQ.

+10.10 WITA
Naik lagi ke tenda di POS 5.

+10.15 WITA
Terjadi insiden...
Salah satu pendaki perempuan terjatuh dan pingsan sesaat. Kata bapak porter pikirannya lagi kosong dan diusilin sama penghuni alam lain alias Dewi Anjani dan pengikutnya hehehee... Kalau menurut saya sih karena kecapaken karena kemarin terlalu semangat naik ke puncak dan menjadi salah satu dari sedikit orang yang mencapai puncak sebelum sunrise. Kondisi fisik sudah drop trus tiba-tiba terjatuh, shock dan pingsan.

Melihat kondisi fisik para pendaki yang sudah drop dan bekal air menipis, Pak porter berinisiatif menuntun lewat jalan pintas yang langsung menuju tenda, tanpa melalui PELAWANGAN.

+16.00 WITA
Turun meninggalkan POS 5 dan PELAWANGAN SEMBALUN.

+18.15 WITA
Melewati POS 3.

+19.00 WITA
Menginap di dekat sumber air di antara POS 2 dan POS 3.


DAY 4, 2 JUNI 2015.

+08.25 WITA
Lanjut turun. Nah pas sampai di hutan milik perhutani dekat lokasi penjemputan mobil pick-up, ada Polhut yang lagi patroli. Cuma difoto saja oleh bapak polhutnya buat dokumentasi polhut, karena memang hutan yang dilewati bukanlah jalur resmi pendakian.

+10.00 WITA
Tiba di lokasi penjemputan pick-up.

+11.00 WITA
Dijemput mobil pick-up.

+11.25 WITA
Tiba di desa SAJANG.

+11.45 WITA
Akhirnya sampai kembali di rumah porter di SEMBALUN.
Setelah packing, dengan sisa waktu yang ada langsung meluncur ke SENGGIGI.


PENGELUARAN:
Tiket Pesawat PP SUB-LOP + Seat: 812.000
Ojek Senggigi-Bandara: 150.000
Biaya bersama alias share cost: 900.000
Biaya tidak terduga: 240.000

Biaya tidak terduga antara lain:
-Uang rokok porter
-Ongkos tambahan buat porter yang mengantar ke puncak
-Sewa transport tambahan (mobil pick-up)
-Sewa tenda minta ongkos jemput bila turun SENARU, tapi ngga jadi karena turun di SEMBALUN.

Biaya tidak terduga ini bisa jadi pengalaman buat pendaki lain yang mau ke Rinjani atau gunung lain, karena sebenarnya bisa dihindari sejak awal. Karena pengalaman saya baik guide, porter apalagi agen travel kadang mencari celah untuk menambah pemasukan mereka (Pengalaman pernah nyobain jadi guide ama agen travel  XD)



0 comments:

Post a Comment